Metrik Penting untuk Ngukur Iklan Kamu
Metrik Iklan oleh Core ID

Di era digital seperti sekarang, iklan bukan lagi soal tampilannya saja, tapi juga soal data. Tanpa metrik yang tepat, sulit untuk tahu apakah iklan yang kamu jalankan benar-benar efektif atau hanya sekadar tampil. Itulah mengapa memahami cara mengukur performa iklan menjadi kunci untuk membuat keputusan yang lebih rasional.

Dalam artikel ini, kita akan bahas lima metrik penting yang bisa kamu pake buat ngukur performa iklan kamu. Yuk, pelajari dan simak sampai habis ya.

  1. Impression Share
    Metrik ini mengukur seberapa sering iklan kamu muncul dibandingkan dengan total peluang tayang yang tersedia di pasar.

    Impression Share = (Jumlah Tayangan ÷ Total Peluang Tayangan) x 100%

    Misalnya, jika iklan kamu bisa muncul 1.000 kali tapi hanya tayang 700 kali, Maka Impression Share-nya adalah 70%. Semakin tinggi angka ini, semakin besar peluang audiens melihat iklan kamu dibanding kompetitor.
  2. Bounce Rate
    Kalau kamu menggunakan iklan untuk mengarahkan orang ke website, Bounce Rate penting untuk dilacak. Metrik ini menunjukkan persentase orang yang langsung meninggalkan halaman tanpa mengambil tindakan.

    Bounce Rate = (Jumlah Pengunjung yang Keluar Tanpa Interaksi ÷ Total Pengunjung) x 100%

    Misalnya, kalau ada 1.000 pengunjung di halamanmu dan 300 orang keluar tanpa berinteraksi, Maka Bounce Rate-nya 30%. Semakin rendah angka ini, semakin baik kualitas halaman atau pengalaman pengguna yang kamu berikan.
  3. Viewability Rate
    Metrik ini mengukur seberapa besar kemungkinan iklan kamu benar-benar terlihat oleh audiens, bukan hanya sekadar tayang.

    Viewability Rate = (Jumlah Tayangan Terlihat ÷ Total Tayangan) x 100%

    Contohnya, jika iklan kamu tayang 1.000 kali tapi hanya 800 yang benar-benar terlihat (misalnya karena posisi layar), Maka Viewability Rate-nya adalah 80%. Penting banget buat memastikan iklan kamu nggak cuma tampil, tapi juga dilihat!
  4. Ad Frequency
    Ad Frequency mengukur seberapa sering audiens melihat iklan kamu.

    Ad Frequency = Total Tayangan ÷ Jumlah Audiens Unik

    Misalnya, kalau iklan kamu ditayangkan 5.000 kali dan dilihat oleh 1.000 orang, maka frekuensinya adalah 5 kali per orang. Perhatikan angka ini, karena kalau terlalu tinggi, audiens bisa merasa terganggu dan bosan.
  5. Cost Per Acquisition (CPA)
    CPA menunjukkan biaya rata-rata yang kamu keluarkan untuk mendapatkan satu konversi.

    CPA = Total Biaya Iklan ÷ Jumlah Konversi

    Misalnya, kalau kamu menghabiskan Rp 1 juta untuk mendapatkan 50 pembelian, maka CPA kamu adalah Rp 20.000 per pembelian. Metrik CPA ini membantu kamu mengevaluasi apakah biaya yang kamu keluarkan sebanding dengan hasil yang didapatkan.

Ketika Kamu dan tim memahami metrik-metrik, maka ini nggak cuma bantu kamu memahami performa iklan, tapi juga membantu mengambil keputusan yang lebih baik ke depannya dan tentunya dalam jangka panjang akan mempengaruhi pendapatan perusahaan.

Bagikan Artikel

Artikel Terbaru

Visual branding adalah identitas visual yang membuat brand kamu mudah dikenali oleh audiens. Dalam iklan offline...

Brief adalah panduan utama untuk memastikan vendor memahami kebutuhan kamu. Dengan brief yang jelas, hasil kampanye...

Memilih vendor branding bukan hanya soal menemukan mitra yang bisa membantu mendesain logo atau memasang iklan....